Kepala tertunduk lesu
Mata sayu menerawang
Kapan aku beranjak dari sini?
Cahaya mutiara memancar di sana
Undangku ‘tuk datang
Indahnya.... aku mau datang
Namun tak juga aku beranjak
Aku mau rengkuh mutiara itu
Namun tak usah berpeluh
Biar kuraih sedapatnya
Atau mungkin datang sendiri bersama waktu
Ternyata tak datang bersama waktu
Peluh dan air mata harus mengalir
Iringin jalan ‘tuk raih mutiara
Dan nikmati indah cahayanya.
Sebuah pergumulan mencari jawaban untuk sebuah pertanyaan: Di mana Engkau, Tuhan?
Dikirim oleh Fr. Gunawan, CM
guns7878@gmail.com