Sumbangan Tulisan

Terima kasih Anda telah mengunjungi blog ini. Semoga Anda terinspirasi untuk Diam Sejenak 'tuk merenungkan hidup ini.

Kirimkan renungan/refleksi/pengalaman iman Anda ke blog ini untuk ditampilkan agar pembaca terinspirasi. Anda bisa mengirimkan ke email: diamsejenak@gmail.com

kategori

Minggu, 18 November 2007

Tak Datang Bersama Waktu

Aku duduk merenung

Kepala tertunduk lesu

Mata sayu menerawang

Kapan aku beranjak dari sini?

Cahaya mutiara memancar di sana

Undangku ‘tuk datang

Indahnya.... aku mau datang

Namun tak juga aku beranjak

Aku mau rengkuh mutiara itu

Namun tak usah berpeluh

Biar kuraih sedapatnya

Atau mungkin datang sendiri bersama waktu

Ternyata tak datang bersama waktu

Peluh dan air mata harus mengalir

Iringin jalan ‘tuk raih mutiara

Dan nikmati indah cahayanya.

**************************

Sebuah pergumulan mencari jawaban untuk sebuah pertanyaan: Di mana Engkau, Tuhan?

Dikirim oleh Fr. Gunawan, CM

guns7878@gmail.com

Selasa, 13 November 2007

Menarik Diri

Dalam suatu acara retret, kami meminta peserta untuk terlibat dalam sebuah permainan “Join the Dots”. Para peserta diberi lembaran kertas di mana terdapat gambar sembilan titik yang membentuk empat persegi panjang. Peserta diminta menghubungkan kesembilan titik itu dengan empat garis lurus, tetapi dengan syarat alat tulis tidak diperkenankan diangkat dari lembaran kerja. Semua peserta tidak dapat mengerjakannya. Mereka hanya berhasil menghubungkan titik itu tetapi bukan dengan empat garis lurus seperti yang kami minta, melainkan dihubungkan dengan lima garis lurus. Mengapa mereka gagal? Rupannya kegagalan mereka terletak pada sudut pandang mereka yang terpusat pada bagian dalam kotak yang dibentuk oleh kesembilan titik itu. Ketika kami mengajak mereka untuk menarik garis lurus melampaui “kotak”, kesembilan titik itu dapat dihubungkan dengan empat garis lurus.

Keputusasaan kita kerapkali dikendalikan oleh sudut pandang kita yang terlalu sempit! Kaku! Ketika kita berhadapan dengan aneka persoalan hidup, kita tidak sabar untuk segera menyelesaikannya. Tetapi apa yang kita inginkan itu tidak tercapai, walaupun telah berusaha menyelasikannya dengan pelbagai cara. Kita kehilangan akal! Kecewa! Putus asa! Mungkinkah jalan itu telah buntu?

Kita perlu keluar dari “kotak” diri kita sendiri. Kita perlu menarik diri untuk melihat dan menyelami dengan hati segala persoalan itu. Percayalah, kita akan segera memiliki cara pandang baru menerima dan menghadapi persoalan itu. Ingat, yang perlu kita lakukan hanyalah menarik diri dari diri kita sendiri dalam keheningan batin dan dalam kebersamaan dengan Tuhan. (bastian-wawan, cm)